Senin, 21 Desember 2015

15 Manfaat Buah Kersen Untuk Kesehatan

15 Manfaat Buah Kersen Untuk Kesehatan
Buah kersen atau nama lainnya buah talok tergolong dalam keluarga buah-buahan berukuran kecil yang rasanya manis. Buah kersen muda berwarna hijau muda dan warnanya akan berubah menjadi merah terang ketika buah sudah masak. Di Indonesia, buah kersen memiliki banyak nama. Sebut saja cerry, baleci, keres, dan keresen.
Tanaman kersen sendiri dapat tumbuh di mana saja sehingga disebut tanaman atau pohon liar. Namun meskipun liar, di dalam buahnya tersimpan manfaat yang luar biasa. Adapun 15 manfaat buah kersen bagi kesehatan, antara lain :

1.      Mengobati asam urat
2.      Menyembuhkan diabetes
3.      Meredakan gejala flu
4.      Mengatasi kejang atau kaku di bagian saluran pencernaan akibat gastritis dan diare
5.      Sebagai antibakteri atau antiseptic
6.      Menurunkan tekanan darah tinggi
7.      Menurunkan kadar kolesterol dalam darah
8.      Mengatasi infeksi
9.      Anti-tumor
10.  Meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak  mudah sakit
11.  Meredakan sakit kepala
12.  Pembunuh mikroba
13.  Kandungan air pada buah kersen dapat mengembalikan kelembaban alami kulit sehingga kulit akan terus terlihat segar
14.  Mencegah dan menyembuhkan batuk
15.  Mengatasi radang


Manfaat Daun Kersen

1.      Tanaman buah kersen tak hanya bermanfaat di bagian buahnya saja. Daun tanaman kersen juga tak kalah berkhasiatnya dengan buah kersen. Daun tanaman kersen dapat diolah menjadi teh yang sangat berkhasiat bagi kesehatan tubuh.
2.         Cara pembuatannya cukup tidak sulit, cukup dengan mengeringkan daun kersen lalu seduh dengan air panas. Air panas yang tadinya bening akan berubah seperti air teh pada umumnya. Silahkan anda minum sehari dua kali untuk menurunkan tekanan darah tinggi, bagi yang menderita hipertensi.

Pencernaan pada ruminansia

Ruminansia adalah kelompok mamalia yang memamah kembali makanan hasil kunyahannya (memamah biak). Kelompok hewan ini sangat bergantung pada bakteri pengurai selulosa dilambung untuk memecah selulosa

Yang termasuk pada kelompok Ruminansia ini adalah sapi, kerbau, domba, kambing, kelinci dan lain-lain, kelompok ruminansia makanan pokoknya adalah rerumputan atau hijauan, tetapi belakangan ini sejahk hadirnya teknologi terapan banyak peternak beralih ke pakan fermentasi  yang dianggap lebih menguntungkan dari pada harus mencari tumput.Lambung ruminansia terdiri dari 4 bagian yaitu rumen (Perut besar) reticulum (Perut jala).Lambung ruminansia terdiri dari 4 bagian, yaitu rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab) dan abomasum (perut masam). Proses pencernaan makanan pada ruminansia adalah sebagai berikut.
Makanan dikunyah oleh gigi geraham di dalam mulut, kemudian diteruskan ke rumen melalui kerongkongan. Dalam rumen, makanan dihancurkan oleh bakteri aerob menjadi gumpalan makanan, kemudian disalurkan ke retikulum untuk dicerna secara kimiawi menjadi gumpalan yang lebih kecilSelanjutnya dikembalikan lagi ke mulut untuk dikunyah oleh gigi geraham. Makanan kemudian ditelan kembali dan masuk ke dalam omasum untuk digiling. Hasilnya disalurkan ke abomasum untuk dicerna secara kimiawi oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh bakteri. Pada akhirnya diperoleh sari-sari makanan yang akhirnya diperoleh sari-sari makanan yang akan diserap oleh usus halus dan diedarkan oleh darah. keseluruh tubuh
Kotoran yang dihasilkan oleh kelompok ruminansia bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos ataupupuk bokashi yang sekarang sudah mulai marak digunakan oleh petani.

Minggu, 20 Desember 2015

Perubahan wujud Benda

MENGENALI BERBAGAI BENTUK BENDA
DAN KEGUNAANNYA SERTA PERUBAHAN WUJUD

YANG DAPAT DIALAMINYA






  SIFAT-SIFAT BENDA
Setiap benda mempunyai sifat yang berbeda dengan benda lainnya. Misalnya sifat meja berbeda dengan sifat cermin, sifat kain berbeda dengan sifat plastik, dan sebagainya. Dengan melihat, meraba atau memegang suatu benda, kita akan dapat mengetahui sifat-sifat suatu suatu benda. Sifat-sifat suatu benda antara lain ada yang halus, kasar, lunak, basah, bahkan ada benda yang bercahaya. Maka dari itulah benda dapat dibedakan menjadi 3 wujud yaitu : benda padat, benda cair, dan gas. Masing-masing wujud benda memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat tertentu tersebut dapat dilihat, diantaranya dari bentuk dan isinya.
Perhatikan contoh berikut :







Meja → termasuk pada benda padat








     Balon → termasuk benda gas












Air












KEGUNAAN BENDA YANG TERBUAT DARI BEBERPA MACAM BAHAN

Ø  Kegunaan Benda yang terbuat dari kaca

Kaca merupakan bahan yang keras, jernih, tahan terhadap panas, dan tembus cahaya. Namun kaca mudah pecah. Saat ini benda yang dibuat dari bahan kaca bermacam-macam. Contoh-contoh benda tersebut antara lain : cermin, jendela, lampu, gelas, piring, alat-alat laboratorium, dan komponen elektronik.
Pembuatan jenis-jenis benda yang terbuat dan kaca tersebut tentunya memiliki fungsi masing-masing. Gelas berfungsi sebagai tempat minuman, piring berfungsi sebagai tempat makanan, cermin digunakan orang untuk berkaca, dan sebagainya.

Ø  Kegunaannya benda yang terbuat dari kayu
Kayu adalah bahan untuk membuat bangunan dan peralatan rumah tangga. Contoh benda yang terbuat dari klayu, antara lain meja, kursi, lemari, rak buku, pintu, dan jendela. Meja mempunyai fungsi sebagai tempat untuk meletakkan sesuatu, tempat, atau alas saat kita menulis atau menggambar, tempat piring dan gelas saat kita makan, dan sebagainya.
Ø  Kegunaan benda yang terbuat dari kertas

Kertas merupakan suatu bahan yang berbentuk lembaran. Kertas dibuat dari serat kayu. Kertas digunakan untuk menggambar, menulis, sebagai pembungkus makanan, dan sebagainya. Jenis kertas bermacam-macam, mulai dari kertas buatan tangan yang lembut sampai kertas karton yang keras. Kertas sangat praktis karena dapat didaur ulang setelah idak digunakan. Benda lain yang dibuat dari kertas antara lain : majalah, koran, tisu, kardus makananbuku. Fungsi benda-benda tersebut juga berlainan tergantung dari tujuan pembuatannya.

Ø  Kegunaannya benda yang terbuat dari plastik

Plastik dapat digunakan sebagai pengganti bahan alami,seprti kayu,kulit,atau logam.plastik bersifat tidak menyerap air ,tidak mudah pecah,relatif ringan,dan mudah dibentuk.
Benda-benda yang terbuat dari plastik,antara lain,kantong plastik,gelas,piring,sendok,gayung,jashujan,ember,selang plastik,dan sikat gigi.fungsi masing-masing benda yang terbuat dari plastik juga berlainan.sikat gigi digunakan untuk menyikat gigi kita,gayung digunakan untukmengambil air saat kita mandi,ember digunakan sebagai wadah air dan sebagainya.

Sabtu, 19 Desember 2015

Gejala Alam Abiotik



A. Definisi Gejala Alam Abiotik
Gejala alam abiotik adalah gejala alam yang ditunjukkan oleh benda mati sebagai penanda bahwa benda tersebut merupakan komponen abiotik. Dengan kata lain, kita bisa menyebut gejala alam abiotik ini sebagai ciri-ciri dari benda mati.
B. Macam-Macam Gejala Alam Abiotik
Oleh karena secara umum komponen abiotik hanya memiliki satu kesamaan, yaitu mati atau tidak hidup, maka ciri-ciri atau gejala alam yang ada pada komponen abiotik ini tidak bisa disamaratakan layaknya gejala alam komponen biotik. Kalian harus menyebutkan gejala alam abiotik ini sesuai dengan jenis komponen abiotiknya. Apa sajakah gejala alam dari masing-masing komponen abiotik itu?
1. Gejala Alam Abiotik pada Air
Secara umum, air bisa diartikan sebagai zat cair yang bening, tanpa warna, tanpa bau, dan tanpa rasa yang ada di alam. Zat ini merupakan zat yang mengisi sebagian besar laut, sungai, danau, dan ada dalam hujan. Air juga adalah cairan dasar yang ada di dalam tubuh makhluk hidup.
Air penting bagi kehidupan di bumi. Semua makhluk hidup memerlukan air, baik untuk proses tubuh maupun untuk aktivitas hidupnya. Hewan, tumbuhan, dan manusia tidak bisa hidup tanpa air. Tahukah kalian bahwa secara fisik, manusia bisa hidup tanpa air itu paling lama hanya 3 – 5 hari? Ya, begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Lebih dari waktu tersebut, makhluk hidup pasti mati.
 
2. Gejala Alam Abiotik pada Udara
Udara secara umum bisa kita artikan sebagai substansi gas yang tidak terlihat yang mengisi alam ini. Udara sebagian besarnya merupakan campuran dari gas oksigen dan nitrogen.
Semua makhluk hidup membutuhkan udara di dalam hidupnya. Udara ini digunakan makhluk hidup untuk bernapas. Ingat kembali topik respirasi bahwa udara ini terutama oksigen, merupakan zat pembakar nutrisi (sari-sari makanan) untuk menghasilkan energi. Tanpa udara, respirasi tak mungkin terjadi. Jadi sudah pasti, energi tidak ada. Akibatnya, tanpa udara, makhluk hidup akan mati.
3. Gejala Alam Abiotik pada Cahaya Matahari
Cahaya matahari secara sederhana bisa kita artikan sebagai cahaya yang dikeluarkan oleh matahari. Cahaya matahari ini sangat penting bagi makhluk hidup, baik untuk tubuhnya maupun untuk aktivitas hidupnya. Kesehatan kulit dan tulang manusia serta proses fotosintesis merupakan contoh-contoh dari manfaat sinar matahari bagi makhluk hidup. Ingat juga bahwa sinar matahari merupakan sumber energi terbesar di dunia. Jadi tanpa sinar matahari, semua makhluk akan mati.
4. Gejala Alam Abiotik pada Tanah
Tanah bisa kita artikan sebagai lapisan paling atas dari bumi yang merupakan tempat tumbuhnya tanaman. Tanah tersusun dari campuran komponen organik, lempung, dan partikel batu. Meskipun secara kasat mata tanah seperti tidak banyak berguna secara langsung bagi manusia dan banyak hewan, tapi tanah adalah media tanam dari tumbuhan. Sebagaimana kita ketahui, tumbuhan merupakan produsen yang menghasilkan makanan bagi banyak hewan dan juga manusia. Jadi bisa dikatakan, tanpa tanah, semua makhluk hidup bisa mati.
Nah, itulah gejala alam abiotik yang paling umum ada di berbagai tempat. Menurut kalian, apa lagi gejala alam lain yang juga membuat makhluk hidup tidak bisa hidup? 

Laporan Gelombang Optik "Cepat Rambat Bunyi Di udara"

LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK
“CEPAT RAMBAT BUNYI DIUDARA”




                                                                                      

Oleh
Kelompok 4
Siti Mu’arofah                                                       (13030654008)
Maulinda Herdiyanti                                             (13030654018)
Nena Rosalia                                                         (13030654029)
Benazir amalia Firdausy                                        (13030654038)


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA
PRODI PENDIDIKAN IPA
2015


CEPAT RAMBAT BUNYI DIUDARA
Abstrak
Siti Mu’arofah,Maulinda herdiyanti,Nena rosalia,Benazir amalia firdausi
Kami telah melakukan percobaan gelombang dan optic mengenai cepat rambat bunyi diudara  pada hari Kamis,22 oktober  2015 pukul 13.00 wib di laboratorium pendidikan IPA yang berada diC120202,Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cepat rambat bunyi diudara dengan menggunakan resonansi bunyi pada pipa terbuka dan tertutup,metode yang kami lakukan yang pertama adalah mengukur panjang pipa terbuka dan tertutup,setelah itu mengukur diameter pipa tertutup dan terbuka dengan jangka sorong,Hp yang ada aplikasi generator pea tone dengan dipasang speaker. kemudian didekatkan diujung pipa terbuka dan tertutup  dan didekatkan dengan telinga diatur frekuensinya.sehingga terjadi resonansi dan mendapatkan cepat rambat bunyi itu dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan,Variabel yang dikontol pada praktikum ini adalah speaker dan aplikasi generator pea tone,variable manipulasnya yaitu jenis pipa yaitu ada pipa terbuka dan pipa tertutup dan variable respon yaitu cepat rambat bunyi diudara (V).Pipa panjang terbuka yaitu pipa parolan dan pipa tertutup yaitu gelas ukur.Berdasarkan percobaan dengan menggunakan jenis dan ukuran pipa yang berbeda didapatkan frekuensi resonansi yang berbeda pula,rumus cepat rambat V=ƛ,f.Percobaan pada pipa tertutup besar dengan diameternya 4,500 cm dan panjangnya 29,0 cm dihasilkan cepat rambat bunyi sebesar 333 m/s dengan taraf ketelitian sebesar 99,53% dan dengan taraf ketidakpastian sebesar 0,47%,Pada pipa tertutup kecil dengan diameternya 3,000 dan panjangnya 24,0 cm didapatkan cepat rambat bunyi sebesar 349 m/s dengan taraf ketelitian sebesar 99,70% dan taraf ketidakpastian sebesar 0,30% sedangkan pada pipa terbuka besar dengan panjang 100 cm dan diameter 4,550 cm dan frekuensi sebesar 168 hz didapatkan cepat rambat bunyi sebesar 336 m./s dengan ketelitian sebesar 336% dengan taraf ketelitian sebesar 99.37% dan ketidakpastian sebesar 0.63% sedangkan pada pipa terbuka yang panjangnya 50 cm dengan diameter 2,700 cm dan frekuensi 335 didapatkan cepat rambat 335 m/s dengan taraf ketelitian sebesar 99.97% dan taraf ketidakpastian sebesar 0,21%.
Kata kunci: Cepat rambat bunyi,frekuensi panjang gelombang,










BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bunyi merambat sebagai gelombang sehingga bunyi memiliki beberapa sifat yaitu: Bunyi dihasilkan oleh sumber bunyi,yaitu benda yang bergetar,energy dari sumber bunyi dipindahkan dalam bentuk longitudinal,Bunyi dapat dideteksi oleh telinga atau instrument (microphone) bunyi memiliki frekuensi,periode,amplitude dan panjang gelombang
Salah satu medium untuk perambatan bunyi adalah udara.Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengararkan bunyi misalnya saat kita berbicara atau mendengar dari benda apapun yang dapat menghasilakan bunyi.Salah satu sumber bunyi yaitualat-alat music seperti pipa organa
Pipa Organa ada dua jenis yaitu organa tebuka dan tertutup.pipa organa terbuka berarti kedua ujungnya terbuka dan pipa organa tertutup berarti salah satu ujungnya tertutup dan ujung lainnya terbuka.Untuk  itu dilakukankankah suatu percobaan untuk mementukan cepat rambat diudara melalui pipa tertutup dan terbuka
B.Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bagaimanana pengaruh resonansi pada  pipa terbuka dan tertutup terhadap cepat ramabat bunyi diudara?
C.Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memntukan cepat rambat bunyi diudara dengan menggunakan resonansi buyi pada pipa terbuka dan tertutup
D.Hipotesis
Semakin besar frekuensi maka semakin besar pula panjang gelombang bunyi








BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Gelombang
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik.
Berdasarkan medium rambatnya, gelombang terbagi atas gelombang mekanis dan gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang dapat merambat baik melalui medum maupun tanpa medium. Sedangkan gelombang mekanis ialah gelombang yang hanya dapat merambat melalui medium. Gelombang mekanis biasanya merambat melalui media elastis, seperti gas, zat padat, ataupun zat cair. Media elastis ialah suatu medium yang dapat mengalami deformasi.
Sedangkan berdasarkan arah getar dan arah rambatnya gelombang diklasifikasikan menjadi dua, yaitu gelombang transversal dan longitudinal. Gelombang tranversal merupakan gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatnya. Satu gelombang terdiri dari satu bukit dan satu lembah. Sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya searah dengan rambatannya. Contoh gelombang mekanik dan gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi.
B.  Bunyi
Bunyi adalah peristiwa yang ditimbulkan oleh getaran benda yang merambat melalui medium dengan kecepatan tertentu. Syarat terjadinya bunyi yaitu, memiliki medium, dan harus ada penerima. Medium untuk bunyi dapat berupa benda padat,cair dan udara. Hubungan antara cepat rambat bunyi (v), jarak tempuh (s), dan waktu tempuh (t) dapat dirumuskan :

λ =
 
 




Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar merambat ke segala arah. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain meregang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Gelombang bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga manusia. Bunyi/ suara dapat terdengar karena adanya getaran yang menjalar ke telinga pendengar. Getaran yang menjalar ini menyebabkan perubahan tekanan pada selaput pendengaran manusia akibat dari penjalaran gelombang mekanik. Saat sampai di selaput gendang telinga, getaran ini diubah menjadi denyut listrik yang akan dilaporkan ke otak melalui urat syaraf pendengaran.
Terdapat 3 aspek terjadinya bunyi, yaitu adanya sumber bunyi, medium yang merambatkan bunyi dan adanya penerima yang berada di alam jangkauan sumber bunyi (Hardiwiyono, 2012).
1.     Sumber Bunyi
Sumber bunyi merupakan benda-benda yang bergetar dan menghasilkan suara merambat melalui medium atau zat perantara hingga dapat terdengar. Sumber bunyi berhubungan erat dengan frekuensi bunyi. Frekuensi bunyi adalah banyaknya gelombang bunyi setiap detik. Semakin besar frekuensi gelombang bunyi, berarti, semakin banyak pula pola rapatan dan renggangan sehingga bunyinya akan terdengar semakin nyaring (nadanya lebih tinggi). Berdasarkan frekuensinya, bunyi dapat digolongkan menjadi tiga :
a.    Infrasonik    : bunyi yang frekuensinya di bawah 20 Hz
b.    Audiosonik  : bunyi yang frekuensinya antara 20-20.000 Hz
c.    Ultrasonik    : bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz
2.    Pendengar
Pendengar merupakan objek yang dikenai oleh gelombang suara (gelombang bunyi). Suara yang di hasilkan elemen tersebut bergetar ke depan dan merenggangkan udara sewaktu bergerak ke belakang. Udara kemudian mentransmisikan gangguan-gangguan yang ke luar dari sumber tersebut sebagai gelombang. Sewaktu memasuki telinga, gelombang-gelombang ini menimbulkan sensasi bunyi.
3.    Medium Perambatan Bunyi
Gelombang-gelombang bunyi, jika tidak dirintangi, akan menyebar di dalam semua arah dari sebuah sumber (gelombang bunyi bersifat tiga dimensi), tapi agar lebih sederhana akan dibahas penjalaran dalam satu dimensi saja. Cepat rambat bunyi berbeda-beda untuk setiap material, yang menjadi medium perambatan gelombang. Di udara yang bersuhu 0oC dan bertekanan 1 atm, bunyi merambat dengan kecepatan 331 m/s.
Tabel 2.1 Laju bunyi diberbagai materi, pada suhu 20 oC dan tekanan 1 atm.
Materi
Laju (m/s)
Udara 0oC
331
Udara
340
Hielium
1005
Hidrogen
1300
Air
1440
Air Laut
1560
Besi dan Baja
5000
Kaca
4500
Alumunium
5100
Kayu Keras
4000
(Giancoli, 2001:408)
C.  Cepat Rambat Gelombang Bunyi di Udara
Bunyi mempunyai cepat rambat yang terbatas. Bunyi memerlukan waktu untuk berpindah. Cepat rambat bunyi sebenarnya tidak terlampau besar. Cepat rambat bunyi jauh lebih kecil dibadingkan dengan cepat rambat cahaya. Karena bunyi termasuk gelombang, cepat rambat bunyi juga memenuhi persamaan cepat rambat gelombang. Cepat rambat gelombang bunyi berkaitan dengan jarak dan waktu, dimana cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai jarak sumber bunyi ke pendengar dibagi dengan selang waktu yang dibutuhkan bunyi untuk sampai ke pendengar, yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Cepat rambat bunyi di udara dipengaruhi oleh kondisi udara, terutama suhu dan tekanan udara. Besarnya cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh suhu dinyatakan dengan persamaan ;
              v = 331 + 0,6.T  (rumus Miller).
Dalam medium udara, bunyi mempunyai sifat khusus, antara lain :
a.    Cepat rambat bunyi tidak tergatung pada tekanan udara, artinya jika terjadi perubahan tekanan udara, sepat rambat bunyi tidak akan berubah.
b.    Cepat rambat bunyi bergantung pada suhu. Makin tinggi suhu udara, makin besar cepat rambat bunyi (Afriza, 2011).

D.  Resonansi Bunyi Pada Pipa Organa
Salah satu sifat bunyi adalah dapat bersonansi. Resonansi adalah ikut bergetarnya molekul udara dalam kolom udara akibat getaran benda, dalam beberapa alat musik akan menimbulkan efek bunyi yang merdu. Peristiwa resonansi dapat terjadi pada pipa organa. Jika sumber bunyi gitar adalah getaran senarnya, maka sumber bunyi pipa organa adalah kolom udara.
Pipa organa adalah sebuah elemen penghasil suara. Pipa tersebut akan beresonansi (mengeluarkan suara) pada nada tertentu ketika ada aliran udara yang ditiupkan pada tekanan tertentu. Pipa organa dibedakan menjadi dua yaitu : (1) pipa organa terbuka dan (2) pipa organa tertutup.
1.    Pipa Organa Terbuka
Pipa organa terbuka adalah sebuah kolom udara yang kedua ujung penampangnya terbuka. Jika pipa organa ditiup, maka udara-udara dalam pipa akan bergetar sehingga menghasilkan bunyi. Gelombang yang terjadi merupakan gelombang longitudinal. Kolom udara dapat  beresonansi, artinya dapat bergetar.












2. Pipa Organa Tertutup
Pipa organa tertutup merupakan pipa organa yang salah satu atau kedua ujungnya tertutup. Hal ini menyebabkan molekul udara di dalam pipa tidak bebas bergerak. Pada ujung pipa organa tertutup selalu terbentuk simpul gelombang. Pembentukan gelombang pada pipa organa tertutup seperti yang ditunjukkan pada gambar :


 









                                                                

Pada gambar terlihat pola gelombang nada dasar sebuah pipa organa tertutup terdiri dari 1 buah perut gelombang dan 1 buah simpul gelombang. Panjang pipa organa tertutup (L) sama dengan ¼ λ (panjang gelombang). Maka dapat dituliskan L = ¼ λ

  




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.      Jenis Penelitian
Praktikum ini merupakan jenis penelitian eksperimen karena menggunakan beberapa variabel diantaranya variabel manipulasi, variabel kontrol dan variabel respon dalam penelitian.

B.       Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian Gelombang dan Optik mengenai Cepat Rambat Bunyi di Udara dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2015 pukul 13.00 WIB di Laboratorium IPA gedung C12 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.

C.      Alat dan Bahan
·         Jangka Sorong                                              1 buah
·         Hp dengan aplikasi PA Tone                       1 buah
·         Speaker                                                        1 buah
·         Pipa tertutup                                                            2 buah
·         Pipa terbuka                                                 2 buah
·         Penggaris                                                      1 buah

D.      Rancangan Percobaan
 











E.       Variabel Penelitian
-   Variabel kontrol              :Speaker, HP dengan aplikasi PA Tone, penggaris dan jangka sorong.
DOV                               :Speaker yang digunakan dalam praktikum berfungsi untuk memperkeras suara HP. HP dengan aplikasi PA Tone yang digunakan dalam praktikum berfungsi untuk mengeluarkan resonansi frekuensi. Penggaris digunakan untuk mengukur  panjang dari pipa terbuka dan pipa tertutup. Penggaris yang digunakan berukuran 30 cm. Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter dalam pipa terbuka dan pipa tertutup dengan ketelitian 0,5 mm.
-  Variabel Manipulasi       : Jenis dan ukuran Pipa
DOV                             :Jenis pipa yang digunakan adalah pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup. Ukuran diameter pipa tertutup yang digunakan 4,50 cm dan 3,00 cm diukur menggunakan jangka sorong. Ukuran diameter pipa terbuka yang digunakan 4,55 cm dan 2,70 cm diukur menggunakan jangka sorong. Panjang pipa tertutup 29,0 cm dan 24,0 cm sedangkan panjang pipa terbuka 100,0 cm dan 50,0 cm yang diukur menggunakan penggaris besi 30 cm.
-  Variabel Respon            : Cepat rambat Bunyi.
DOV                             : Cepat rambat bunyi diudara adalah jarak yang
ditempuh oleh gelombang bunyi setiap satu satuan waktu pada medium udara. Cepat rambat bunyi didapatkan dari rumus V =



F.       Langkah Percobaan
1.    Memasang aplikasi Audio generator tone pada handpone sebagai sumber bunyi.
2.    Menghubungkan handphone dengan aplikasi Audio generator tone dengan speaker.
3.    Meletakkan speaker pada salah satu ujung pipa (Terbuka dan tertutup).
4.    Meletakkan ujung pipa lainya didekat telinga.
5.    Mengatur frekuensi pada aplikasi Audio generator tone sampai terjadi resonansi.
6.    Mengukur dimeter  dan panjang pipa (terbuka dan tertutup).
7.    Menentukan panjang gelombang bunyi.
8.    Menentukan cepat rambat gelombang bunyi diudara.
9.    Mengulangi point 1-8 sebanyak 3X percobaan pada pipa terbuka dan tertutup.

G.      Alur Percobaan

 






















BAB IV
DATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.    Data

No
Jenis Pipa
d(±0,005)cm
L(±0,1) cm
(f±1)Hz
λ (m)
V (m/s)
1
Pipa Tertutup Besar
4,500
29,0
287
1,16
332
289
335
287
332
Rata-Rata = 288 Hz
Rata-Rata = 333 m/s
2
Pipa Tertutup Kecil
3,000
24,0
349
0,96
335
348
334
350
336
Rata-Rata = 349 Hz
Rata-Rata = 335 m/s
3
Pipa Terbuka Besar
4,550
100,0
167
2
334
169
338
168
336
Rata-Rata = 168 Hz
Rata-Rata = 336 m/s
4
Pipa Terbuka Kecil
2,700
50,0
335
1
335
336
336
335
335
Rata-Rata = 335 Hz
Rata-Rata = 335 m/s

B.     Analisis
Pada percobaan cepat rambat bunyi diudara yang dilakukan, digunakan 2 jenis pipa yang berbeda yaitu jenis pipa terbuka dan jenis pipa tertutup. Pada jenis pipa terbuka digunakan 2 diameter yang berbeda yaitu 4,550 cm dan 2,700 cm. Pada jenis pipa tertutup juga digunakan 2 diameter yang berbeda yaitu 4,500 cm dan 3,000 cm. Pada masing-masing pipa dilakukan percobaan pengulangan sebanyak 3 kali.
Dengan menggunakan pipa tertutup yang memiliki diameter 4,500 cm dan panjang (L) 29 cm, dihasilkan panjang gelombang 1,16 m dan pada frekuensi 287 Hz, sehingga dengan menggunakan rumus v = λ.f  didapatkan cepat rambat bunyi 332 m/s. Pada pengulangan yang kedua, pada frekuensi 289 Hz, didapatkan cepat rambat bunyi 335 m/s. Pada pengulangan yang ketiga, pada frekuensi 287 Hz, didapatkan cepat rambat bunyi 332 m/s.
Pada percobaan ke dua, dengan menggunakan pipa tertutup dengan diameter 3,000 cm dan panjang (L) 24 cm, dihasilkan panjang gelombang 0,96 m dan pada frekuensi 349 Hz,  sehingga dengan menggunakan rumus v=λ.f didapatkan cepat rambat bunyi 335 m/s. Pada pengulangan kedua, pada frekuensi 348 Hz didapatkan cepat rambat bunyi sebesar 334 m/s. Pada pengulangan ketiga, pada frekuensi 350 Hz, didapatkan cepat rambat sebesar 336 m/s.
Pada percobaan ke tiga, dengan menggunakan pipa terbuka dengan diameter 4,550 cm dan panjang (L) 100,0 cm, dihasilkan panjang gelombang 2 m dan pada frekuensi 167 Hz, sehingga dengan menggunakan rumus v = λ.f didapatkan cepat rambat bunyi diudara 334 m/s. Pada pengulangan kedua, pada frekuensi 169 Hz, didapatkan cepat rambat bunyi sebesar 338 m/s. Pada pengulangan ketiga, pada frekuensi 168 Hz, didapatkan cepat rambat bunyi sebesar 336 m/s.
Pada percobaan ke empat, dengan menggunakan pipa terbuka dengan diameter 2,700 dan panjang (L) 50,0 cm, dihasilkan panjang gelombang 1 m dan pada frekuensi 335 Hz, dengan menggunakan rumus v = λ.f didapatkan cepat rambat bunyi diudara 335 m/s. Pada pengulangan kedua, pada frekuensi 336 Hz didapatkan cepat rambat bunyi sebesar 336 m/s. Pada pengulangan ketiga, pada frekuensi 335 Hz dan cepat rambat bunyi 335 m/s.

C.     Pembahasan
Pada percobaan cepat rambat bunyi diudara dengan menggunakan 2 jenis pipa yang berbeda dengan masing-masing jenis memiliki diameter yang berbeda pula sehingga terdapat 4 jenis pipa, dengan menggunakan rumus v=λ.f didapatkan cepat rambat bunyi yang berbeda-beda pula. Pada pipa tertutup dengan panjang 29 cm dan diameter 4,500 cm serta frekuensi 287 Hz, 289 Hz, dan 287 Hz didapatkan cepat rambat bunyi diudara secara berturut-turut 332 m/s; 335 m/s; 332 m/s dan cepat rambat bunyi diudara rata-rata 333 m/s dengan taraf ketelitian 99,53% dan taraf ketidakpastian 0,47%. Pada pipa tertutup dengan panjang 24,0 cm dan diameter 3,000 cm serta frekuensi 349 Hz, 348 Hz, dan 350 Hz didapatkan cepat rambat bunyi diudara secara berturut-turut 335 m/s; 334 m/s; 336 m/s dan cepat rambat bunyi diudara rata-rata 335 m/s dengan taraf ketelitian 99,70% dan taraf ketidakpastian 0,30%. Pada pipa terbuka dengan panjang 100 cm dan diameter 4,550 cm serta frekuensi 167 Hz,169 Hz,168 Hz didapatkan cepat rambat bunyi diudara secara berturut-turut 334 m/s; 338 m/s; 336 m/s dan cepat rambat rata-rata diudara 336 m/s dengan taraf ketelitian 99,37% dan taraf ketidakpastian 0,63%. Pada pipa terbuka dengan panjang 50 cm dan diameter 2,700 cm serta frekuensi 335 Hz, 336 Hz, dan 335 Hz didapatkan cepat rambat bunyi diudara sebesar 335 m/s; 336 m/s; dan 335 m/s dan cepat rambat bunyi rata-rata diudara sebesar 335 m/s dengan taraf ketelitian 99,79% dan taraf ketidakpastian 0,21%. Sehingga data tersebut dapat dikatakan valid.
Pada pipa akan beresonansi (mengeluarkan suara) pada nada tertentu ketika ada aliran udara yang ditiupkan pada tekanan tertentu. Pada panjang gelombang tertentu akan terdengar suara yang mengaung agak keras pertama sebelum akhirnya suaranya kembali turun yang disebut dengan resonansi. Pada pipa tertutup, resonansi pertama akan keluar  jika panjang kolom udara adalah ¼λ sedangkan pada pipa terbuka adalah ½λ. Selain itu, cepat rambat bunyi pada pipa tertutup maupun pipa terbuka dipengaruhi oleh diameter pipa. Posisi simpul terbuka dekat dengan ujung tabung yang terbuka bergantung pada diameter tabung (Giancoli, 2004:420). Semakin besar diameter pipa, maka cepat rambat bunyi diudara semakin besar. Data hasil cepat rambat bunyi diudara pada pipa tertutup dengan diameter 4,500 cm memiliki rata-rata 333 m/s. Cepat rambat bunyi diudara pada pipa tertutup dengan diameter 3,000 cm memiliki rata-rata 335 m/s. Cepat rambat bunyi pada pipa terbuka dengan diameter 4,550 cm memiliki rata-rata 336 m/s. Sedangkan pada pipa terbuka dengan diameter 2,700 cm memiliki cepat rambat bunyi rata-rata sebesar 335 m/s. Hasil tersebut belum sesuai dengan teori di mana pada teori dijelaskan bahwa pada pipa tertutup besar dengan diameter yang lebih besar, memiliki cepat rambat bunyi yang lebih besar. Tetapi pada hasil percobaan kami pada pipa tertutup dengan diameter besar memiliki rata-rata cepat rambat bunyi yang lebih kecil dibandingkan dengan cepat rambat bunyi pada pipa tertutup yang diameternya lebih kecil. Hal tersebut disebabkan karena kurang fokus dan kurang telitinya praktikan dalam mendengarkan resonansi pada pipa yang dikeluarkan Handphone dengan aplikasi Frequency Generator sehingga frekuensi yang dihasilkan kurang valid dan mempengaruhi cepat rambat bunyi yang dihasilkan. Aplikasi tersebut sedikit berbeda dengan aplikasi yang seharusnya dipilih untuk percobaan. Sedangkan pada pipa terbuka dengan diameter 4,550 cm memiliki rata-rata cepat rambat yang lebih besar daripada pipa terbuka dengan diameter 2,700 cm. Untuk pipa tertutup, frekuensinya lebih besar daripada pipa terbuka tetapi cepat rambatnya lebih kecil. Hal tersebut terjadi karena selalu ada simpangan simpul diujung tertutup pada pipa tertutup (karena udara tidak bebas untuk bergerak) dan simpul terbuka diujung terbuka (di mana udara dapat bergerak bebas) (Giancoli, 2001:420). Sehingga cepat rambat bunyi pada pipa tertutup lebih kecil daripada pipa terbuka.
Cepat rambat bunyi berbeda-beda untuk setiap material yang menjadi medium perambatan gelombang. Cepat rambat bunyi diudara dipengaruhi oleh kondisi udara terutama suhu dan tekanan udara. Besarnya cepat rambat bunyi diudara yang dipengaruhi oleh suhu dapat dinyatakan dengan persamaan : v = 331 + 0,6.T  (rumus Miller). Di udara yang bersuhu 0oC dan bertekanan 1 atm, bunyi merambat dengan cepat rambat bunyi 331 m/s (Giancoli, 2001:420). Sehingga, cepat rambat rambat bunyi diudara dengan suhu 26ºC yaitu,
V = 331 + 0,6 (26) = 331+ 15,6 = 346,6 m/s
Berdasarkan data hasil percobaan dengan suhu ruang 26ºC diperoleh cepat rambat bunyi rata-rata sebesar 333 m/s pada pipa tertutup dengan diameter 4,500 cm dan panjang 29 cm; 335 m/s pada pipa tertutup dengan diameter 3,000 cm dan panjang 24 cm; 336 m/s pada pipa terbuka dengan diameter 4,550 cm dan panjang 100 cm; dan 335 m/s pada pipa terbuka dengan diameter 2,700 cm dan panjang 50 cm. Teori menjelaskan bahwa cepat rambat bunyi tidak bergantung pada tekanan udara, yang artinya jika terjadi perubahan tekanan udara, cepat rambat bunyi tidak akan berubah. Cepat rambat bunyi bergantung pada suhu di mana semakin tinggi suhu udara, maka semakin besar cepat rambatnya. Hal tersebut terjadi karena semakin tinggi suhu, maka semakin cepat getaran partikel dalam medium tersebut sehingga proses perpindahan getaran semakin cepat (Afriza, 2011). Hasil yang kami peroleh sedikit berbeda dengan menggunakan perhitungan secara teori. Pada suhu 26ºC, cepat rambat bunyi yang dihasilkan adalah 346,6 m/s namun pada percobaan kami memiliki hasil yang lebih rendah. Hal tersebut disebabkan karena kurang telitinya praktikum dalam mendengarkan resonansi pada pipa yang dikeluarkan handphone dan aplikasi yang digunakan juga berbeda (yaitu Frequency Generator) sehingga frekuensi yang dihasilkan kurang valid dan mempengaruhi cepat rambat bunyi yang dihasilkan.

BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
·         Pipa tertutup besar frekuensinya lebih kecil daripada pipa tertutup kecil
·         Frekuensi pipa tertutup lebih kecil dari pada frekuensi pipa terbuka.
·         Dari masing-masing percobaan pipa,baik pipa terbuka dan pipa tertutup didapatkan cepat rambat yang berbeda-beda dengan taraf dan ketelitian juga berbeda-beda.

B.     Saran
Sebaiknya lebih diteliti lagi dalam  praktikum ini dan lebih difokuskan dalam pendengaran karena berhubungan dengan pendengan.dan lebih difokuskan lagi agar data yang didapatkan valid dan bisa berjalan dengan lancar

















DAFTAR PUSTAKA
Alonso, M. Dan Finn, E.D. 1980. Fundamental University Physics. New York: Addison-Wesley Longman.
Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern (terjemahan). Jakarta : Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.



























Lampiran
Rounded Rectangle: Mendengarkan resonansi dengan cepat rambat bunyi
Rounded Rectangle: Mengukur diameter panjang tabung
 












Rounded Rectangle: Mendengarkan bunyi cepat rambat pada pipa dengan mendekatkan telingaRounded Rectangle: Mengatur frekuensi dengan aplikasi generator pae tone dan mendengarkan cepat rambat buntu